Rabu, 09 Februari 2011

Kapolda Tinjau Kesiapan Personil Brimob & Samapta

Palupost.com   Polisi dalam melayani pengunjukrasa diminta dapat menahan emosi dan tidak mudah terpancing dengan upaya-upaya provokasi sehingga polisi yang memulai pemicu kericuhan pengunjukrasa. Hal itu disampaikan Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Dewa Parsana, Rabu (9/2) kemarin dalam arahannya di hadapan personel Brimob dan Samapta Bhayangkara.

Kepolda mengingatkan, personel polisi yang ditugaskan melakukan pengamanan massa pengunjukrasa, memperbanyak lebih lagi latihan penanggulangan pengunjukrasa, sehingga ketika menghadapi pengunjukrasa benar-benar sesuai dengan protap yang berlaku. “Polisi harus lebih sabar menghadapi pengunjukrasa, tidak boleh terpancing emosi, apalagi sampai yang memulai terjadinya aksi anarkis,” terang Kapolda.

Kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri khususnya di Polda Sulteng harus terus dibangun, dengan pendekatan-pendekatan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Polisi ujar, Jendral bintang satu itu, diharapkan dapat menerima keluhan masyarakat, tidak boleh arogan terhadap masyarakat, kasar atau membentak masyarakat. “Lebih baik ada dua polisi di Polsek tapi dipercaya masyarakat, daripada puluhan atau ratusan polisi tapi tidak dipercaya masyarakat,” katanya.

Kapolda menambahkan, yang membuat masyarakat menjadi tidak percaya kepada polisi adalah akibat perbuatan oknum yang sering melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan anggota Polri, seperti menyakiti masyarakat, melakukan pemerasan, arogan, melakukan pelanggaran lalu lintas. “Dengan banyak latihan dan memahami karakter masyarakat di lingkungan masing-masing, sehingga dimulai dari lingkungan polisi sudah menanamkan prilaku yang membuat masyarakat simpati dan percaya kepada institusi polisi,” pungkasnya. (yud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar