Rabu, 20 Oktober 2010

Penumpang KM Rorosondal Tewas Diatas Kapal

Palupost.com - Jendri Landongan (36) warga Lendongan Temporo Manado Sulawesi Utara, tewas di atas kapal penumpang KM Rorosondal, Kamis dini hari (21/10) saat dalam perjalanan menuju Manado.
Korban yang sudah diketahui meninggal dunia, terpaksa diturunkan di Pelabuhan Pantoloan untuk kemudian dibawa ke kamar jenazah rumah sakit umum daerah (RSUD) Undata. Rekan korban, Yosis (55) ditemui di kamar jenazah RSUD Undata, menuturkan Rabu (20/10) ia bersama korban berangkat dari Balikpapan hendak kembali ke kampung halaman mereka di Lendongan Temporo Manado Sulawesi Utara. Namun di tengah perjalanan korban, sekitar pukul 03.00 merasa sakit di bagian dada dan akhirnya meninggal di atas kapal.
Ketika kapal transit di Pelabuhan Pantoloan, jenazah korban diturunkan dan dibawa ke kamar jenazah RSUD Undata. “Memang waktu dia (korban, red) masih di Balikpapan sudah mengeluh sakit. Sebelum berangkat dia sempat beli obat dan saat kapal berangkat juga ia minum obat. Waktu di kapal dia juga mengeluh dadanya sakit tidak lama dia sudah meninggal,” tutur Yosis yang menunggu jasad korban di kemar jenazah Undata.
Menurut Yosis, mereka datang ke Balikpapan dari Manado untuk mengerjakan rumah adat atas permintaan warga Manado yang sudah lama berdomisili di Balikpapan. Sekitar 1 bulan bekerja di Balikpapan dan pekerjaan selesai mereka berencana pulang ke Manado.
Namun umur korban tidak panjang dan meninggal di atas kapal menuju perjalanan pulang ke Manado. “Padahal saya sudah usulkan untuk menunda berangkat karena korban sudah sempat mengeluh dadanya sakit. Tapi karena korban juga mengatakan tidak apa-apa dan harus berangkat, saya juga ikut saja. Kalau saya tahu sakitnya parah sampai meninggal, saya tidak mau dulu berangkat dan bawa di ke rumah sakit,” ungkapnya.
Rencananya jasad korban yang sudah dimandikan, ujar Yoris, siang ini (kemarin, red) akan diberangkatkan ke Manado menggunakan Ambulance. “Saya juga sudah beritahu keluarga di kampung. Mereka sudah siap-siap menunggu kendatangan jenazahnya,” pungkasnya. Yudi      

Polda Sulteng, Siap Otopsi Kembali Jenazah Khasmir

Palupost.com - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengaku siap untuk melakukan autopsi ulang jenazah Kasmir Timumun (19), seorang tahanan yang tewas di dalam sel Mapolsek Biau, Kabupaten Buol. 

"Sesuai dengan permintaan dari keluarganya, kami siap lakukan itu (otopsi ulang)," kata Pelaksana Harian Kabid Humas Polda Sulteng Kompol Kahar Muzakkir di ruangannya, Kamis(21/10) kemarin. 

Dia mengatakan, persetujuan polisi untuk melakukan penggalian makam dan autopsi ulang itu dilakukan menyusul adanya permohonan tertulis dari pihak keluarga Kasmir kepada Kapolres Buol AKBP Amin Litarso, beberapa pekan lalu. 

Namun begitu, kata dia, polisi belum bisa memastikan kapan waktu penggalian dan autopsi ulang terhadcp jenazah Kasmir. "Soal waktunya kita masih menunggu keputusan dari bapak Kapolda Brigjen Muhammad Amin Saleh, termasuk mengkoordinasikan juga dengan pihak keluarga Khasmir di Buol," ujar juru bicara Polda Sulteng itu. 

Pada autopsi pertama, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh Khasmir, hanya luka bekas jeratan tali di lehernya karena gantung diri. Selain meminta otopsi ulang, dalam surat resminya ke polisi yang dibubuhi tanda tangan dan materai 6000 itu, pihak keluarga Khasmir juga tidak berkeberatan dan bahkan menjamin keamanan polisi selama dalam pelaksanaan penggalian mayat dan autopsi ulang. 

Menurut keluarga Kasmir, autopsi ulang itu dilakukan demi memenuhi rasa keadilan, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga demi masyarakat Buol secara keseluruhan. 
Kematian Kasmir memicu kemarahan keluarga dan masyarakat Buol hingga terjadi bentrok dengan aparat kepolisian. Dalam insiden itu, delapan warga sipil tewas tertembak dan puluhan lainnya luka-luka, disamping sejumlah markas dan rumah milik anggota Polri dirusak dan dibakar massa. Yudi

BERKAS TERSANGKA KORUPSI SUSUMBOLAN SUDAH P21

Palupost.com - Berkas satu orang tersangka dugaan korupsi pembangunan pasar Sosombolan di Kabupaten Toli-toli pada Tahun 2007, bernama Supardi Lahaleke, sudah rampung, dan siap dilimpahkan ke pihak Kejaksaan, dalam batas waktu belum ditentukan.

Setelah dianggap mandeg upaya penyelidikan terhadap sejumlah tersangka dugaan korupsi Sosombolan gate tersebut, Pihak penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda sulteng, baru bias merampungkan satu berkas tersangka korupsi, yakni tersangka Supardi Lahaleke, yang diketahui sebagai mantan Kabag Pembangunan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toli-toli. “Kita belum tentukan kapan waktunya diserahkan, yang jelas berkas satu orang tersangka sudah rampung. “ Beber Kasat I Tipikor Polda Sulteng, AKBP Budi Karyono, melalui Pelaksana Harian Kabid Humas Polda Sulteng Kompol Kahar Muzakkir kepada wartawan diruangannya, pada Kamis (21/10) kemarin.

Lanjut Kahar sapaan akrabnya, terkaitnya tersangka supardi Lahaleke dalam kasus Sosombolan ini, dimana pada Tahun 2007 silam, tersangka mantan Kabag Pembangunan itu, melakukan upaya manipulasi dan berkonspirasi bersama tersangka (Alhm) Amirudin H Noah, dengan cara menerbitkan sejumlah Surat Kepemilikan Tanah (SKPT) palsu, dengan menjadi tiga buah Sertifikat tanah, sebanyak 1 Hektar lebih untuk diganti rugi oleh pihak Pemkab Toli-toli. “ Tersangka Supardi Lahaleke bersama tersangka Alhm Amirudin H Noah, menerbitkan SKPT palsu untuk diganti rugi oleh Pemkab.” Ujarnya.

Sementara yang lainya belum dapat dijadikan tersangka, karena masih menunggu keputusan dari PTUN. “Sementara yang dua orang masih menunggu hasil keputusan dari PTUN, baru proses penyidikan bisa dilanjutkan,” imbuh Kahar. Yudi

Keluarga Minta Jenazah Khasmir Di Otopsi Kembali

Palupost.com - Keluarga korban meminta jenazah Kasmir Timumun (korban pertama tragedi Buol) segera diautopsi untuk menguak misteri penyebab kematiannya. 

"Kami minta makamnya segera dibongkar dan mayatnya diotopsi (diautopsi-Red) agar kebenaran dapat terungkap," kata Mahmud Hanggi, paman Kasmir Timumum, yang dikonfirmasi Via SMS Rabu (20/10) kemarin. 

Permintaan segera dilakukannya autopsi ini menyikapi lambannya Polda Sulawesi Tengah yang hingga saat ini belum melakukan hal itu terhadap jenazah Khasmir Timumun. Keluarga korban sendiri sudah meminta secara tertulis kepada polisi untuk segera melakukan autopsi sejak dua pekan lalu. "Kami tidak percaya bahwa Kasmir tewas bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda dia melakukan itu," kata Mahmud. 

Mahmud juga memperlihatkan sejumlah foto Kasmir dalam keadaan tergantung di sel Mapolsek Biau beberapa waktu lalu. Sementara Ketua Komnas HAM Sulawesi Tengah Dedy Askari menilai, belum dilakukannya autopsi jenazah Kasmir adalah bukti lambatnya Polri dalam menangani kasus ini. "Polisi harus segera melakukan autopsi agar kebenaran dapat diungkap," katanya. 

Sebelumnya, Pelaksana Harian Kabid Humas Polda Sulteng Kompol Kahar Muzakkir mengatakan sedang menunggu jawaban dari tim dokter Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk melakukan autopsi. "Kami sudah melayangkan surat ke Unhas agar melakukan autopsi tapi hingga kini belum ada kabar terbaru," katanya. 

Wafatnya Kasmir Timumun adalah pemicu bentrok antara warga dan polisi di Buol yang menewaskan delapan warga sipil pada 1 September 2010. Hingga saat ini sudah terdapat 26 terperiksa anggota Polri yang divonis berupa kurungan 21 hari atau teguran tertulis. Yudi


Kurangi Kecelakaan, Satlantas Polres Palu Pasang Papan Himbauan

Palupost.com - Kecelakaan lalulintas yang sering terjadi di sepanjang diWilayah Kota Palu, membuat berbagai pihak merasa prihatin.
Karena itu, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan tersebut, jajaran Sat Lantas Polres Palu memasang papan peringatan yang dipasang di beberapa titik yang dianggap sebagai tempat rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Kasatlantas Polres Palu AKP Edwwi Kurniayanto SH, Sik, yang ditemui diruangannya Rabu (20/10) kemarin mengatakan, pemasangan papan peringatan yang dilakukan oleh Satlantas Polres Palu di tempat teridentifikasi rawan kecelakaan ini ditujukan oleh seluruh pengguna jalan tanpa terkecuali.
Untuk tempat-tempat yang dipasangi papan peringatan tersebut tambah Kasatlantas, adalah tempat-tempat yang rawan terjadinya kecelakaan seperti di Jalan Perempatan Setia Budi, Otista, Yos sudarso, Mamboro, Kayumalue, Ponegoro, Buluri, serta tempat yang lainnya yang dianggap rawan terjadinya kecelakaan sebutnya.
Namun, lanjut dia, meski hanya daerah-derah tersebut yang dipasangi papan peringatan, bukan berarti daerah tidak dipasangi papan peringatan tidak rawan kecelakaan. Untuk itu, pihaknya tetap mengimbau agar para pengguna jalan untuk terus mengutamakan kehati-hatian dan kewaspadaan saat berkenderaan.
Untuk itu, diharapkan kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu berhati-hati terutama pada jalan yang rawan kecelakaan seperti tikungan dan jalan yang berlubang . Selain itu, diharapkan kepada pengguna jalan terutama kendaraan roda empat dan dua untuk beristirahat jika lelah dan mengantuk saat berkendaraan guna menghindari terjadinya kecelakaan,” himbaunya. Yudi 





Mahasiswa Demo Setahun SBY-Boediono

Palupost.com - Sejumlah elemen mahasiswa diwilayah Kota Palu, Rabu (20/10) kemarin, turun ke jalan mengkritisi setahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono.

Mereka tergabung dalam Front Aliansi Masyarakat Peduli Bangsa Indonesia (AMPIBI) dengan koordinator Bambang Suryadi. Elemen yang bergabung di antaranya Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokratik, Komite Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Mahasiswa Pembebasan, Persatuan Politik Rakyat Miskin, BEM Sekolah Tinggi Agama Islam, BEM Universitas Alkhairaat, dan HMI MPO.

Salah seorang pemimpin unjuk rasa, Bambang Suryadi, mengatakan isu yang diusung dalam aksi bersama ini di antaranya pendidikan dan kesehatan gratis, penegakan hukum, dan turunkan harga sembako. Pantauan di Taman GOR Palu, pada pukul 9.00 WIB di titik kumpul massa AMPIBI, baru terlihat belasan peserta aksi. Beberapa di antaranya membawa spanduk dan poster yang berisi kecaman kepada pemerintah.

Aktivitas perkuliahan di Universitas Tadulako Palu, perguruan tinggi terbesar di Sulteng, berlangsung seperti biasa. Tidak terlihat tanda-tanda adanya mobilisasi massa dalam jumlah besar. Demikian halnya di kampus Unisa dan STAIN Palu meski sekelompok mahasiswa berupaya menggalang simpati rekannya dengan cara berorasi agar Ikut turun ke jalan.

Hingga Pukul 09.30 Wita, belum terlihat kelompok unjuk rasa di gedung DPRD, Kantor Gubernur Sulteng, Kejati Sulteng, dan Polda Sulteng lokasi yang akan dijadikan titik kumpul aksi. Polda Sulteng mempersiapkan 3000 personelnya untuk mengamankan aksi  di Ibukota Sulteng tersebut. Yudi